Kisah Nyata Sukses Anak Jalanan Pertama Yang Menjadi Presiden Direktur
Pahit. Getir. Luka. Perih. Miris. Terhina. Teraniaya. Tanpa harapan.
Segala kata yang menyakitkan, mungkin tak cukup untuk melukiskan penderitaan saya. Jangankan sekolah, untuk makan dan bertahan hidup pun harus berjuangdalam keperihan. Sudah sering saya harus rela menerima caci maki yang luar biasa kasar. Tidak terhitung, perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi. Demisesuap nasi, sering saya harus menerima pekerjaan yang kelewat berat untuk anak-anak. Masih banyak lagi hal suram buram yang saya alami sepanjang sayamenggelandang di jalanan. Di jalanan yang berlaku bukanlah hukum masyarakat yang penuh aturan dan tatakrama, tetapi hukum rimba yang mengandalkankekuatan fisik. Siapa yang kuat, dialah yang menang. Saat itu saya hanya berusaha untuk menjadi orang kuat versi saya demi mempertahankan hidup dijalanan. Pekat dan suramnya kehidupan, sering pula membuat saya ingin mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
Pahit. Getir. Luka. Perih. Miris. Terhina. Teraniaya. Tanpa harapan.
Segala kata yang menyakitkan, mungkin tak cukup untuk melukiskan penderitaan saya. Jangankan sekolah, untuk makan dan bertahan hidup pun harus berjuangdalam keperihan. Sudah sering saya harus rela menerima caci maki yang luar biasa kasar. Tidak terhitung, perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi. Demisesuap nasi, sering saya harus menerima pekerjaan yang kelewat berat untuk anak-anak. Masih banyak lagi hal suram buram yang saya alami sepanjang sayamenggelandang di jalanan. Di jalanan yang berlaku bukanlah hukum masyarakat yang penuh aturan dan tatakrama, tetapi hukum rimba yang mengandalkankekuatan fisik. Siapa yang kuat, dialah yang menang. Saat itu saya hanya berusaha untuk menjadi orang kuat versi saya demi mempertahankan hidup dijalanan. Pekat dan suramnya kehidupan, sering pula membuat saya ingin mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
Seperti sebuah lentera yang saya tidak mengerti dari mana datangnya, adalah pemikiran sederhana dan lugu yang saya miliki. Saya tidak pernah berpikir banyaktentang halangan dan rintangan tersebut. Keinginan saya hanya satu, bisa makan demi mempertahankan kehidupan saya agar terus berjalan. Saya tidak maumati konyol. Saya harus survive, saya harus kuat.
Kini, semua halangan, rintangan, penderitaan, kesakitan, kepedihan, luka, air mata, pengorbanan, semuanya telah berubah menjadi lautan hikmah. Dulu, dengansegala kepahitan yang saya alami sebagai anak jalanan, saya hanya merasakan betapa pedihnya hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Betapa tidakmenyenangkannya menjadi anak jalanan. Salah satu kategori ‘orang-orang buangan’ yang tidak memiliki harapan dan masa depan.
Mudah-mudahan dengan membaca kisah hidup saya, semakin banyak orang yang mau mengubah hidupnya menuju kesuksesan dan kebahagiaan.Sesungguhnya, kesuksesan dan kebahagiaan tergantung pada diri kita masing-masing. Tidak tergantung pada orang lain. Apapun latar belakang kita, suksesadalah hak kita.
Kini, semua halangan, rintangan, penderitaan, kesakitan, kepedihan, luka, air mata, pengorbanan, semuanya telah berubah menjadi lautan hikmah. Dulu, dengansegala kepahitan yang saya alami sebagai anak jalanan, saya hanya merasakan betapa pedihnya hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Betapa tidakmenyenangkannya menjadi anak jalanan. Salah satu kategori ‘orang-orang buangan’ yang tidak memiliki harapan dan masa depan.
Mudah-mudahan dengan membaca kisah hidup saya, semakin banyak orang yang mau mengubah hidupnya menuju kesuksesan dan kebahagiaan.Sesungguhnya, kesuksesan dan kebahagiaan tergantung pada diri kita masing-masing. Tidak tergantung pada orang lain. Apapun latar belakang kita, suksesadalah hak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar